Annyeong Haseyo... *pake toa
kali ini aku mau share FF aku yang lama lumutan di laptop nih readers. eh iya 'Fanfiction ini diikut sertakan dalam #KuisFangirl yang diadakan oleh @NovelAddict_ bersama penerbit spring dan Haru looh. Doain aku menang ya, wkwkwkwk. Selamat membaca ^^
Check this out..
“Pemandangan disini sangat indah,
suasananya tenang. Tidak seperti Seoul kota yang tak pernah tidur, tak heranlah
kalau beribu-ribu wisatawan berkunjung kemari. Aku juga tidak salah kalau
memilih berlibur kesini, ke Pulau Jeju yang terkenal dengan keindahannya itu. Ya
walaupun liburanku kali ini tidak sepenuhnya bisa disebut dengan liburan,
pasalnya aku juga harus melakukan observasi untuk tugas sekolahku”
Cepret... Seberkas sinar flash
kamera digital mengenai mataku dan membuyarkan lamunanku. Aku tidak habis fikir
siang-siang begini siapa yang memotret dengan lampu flash menyala.
“HYAAAA... Nuguya??” aku berteriak
sekencang-kencangnya.
“Eemh, mianhae. Aku sengaja
melakukan itu, karena kamu menganggu pemandanganku”
“Hya, kamu sangat tidak sopan, kamu
pikir kamu siapa? Oh, aku tau, kamu salah satu orang Eropa yang terkena virus
Halliyu, dan dengan bodohnya mau membayar ongkos perjalan ke Korea dengan mahal!”
pekikku
“Ah terserah apa katamu, lebih baik
kamu jauh-jauh dari situ. Aku ingin memotret” kata seorang cowok bule berambut
coklat pada Jae In.
Seketika amarah Park Jae In
memuncak. Tapi dia tidak akan membiarkan dirinya dikuasai oleh amarah, cewek
berambut hitam itu memilih berlalu meninggalkan cowok bule yang sangat
menyebalkan baginya. Jae In menuruni tangga mercusuar dengan jengkel dan terus
bergumam. Tiba-tiba tangannya seperti ada yang menarik dari atas.
“Wait a minutes” ucap orang yang
menarik tangan Jae In
“Mwo? Kenapa kamu menarikku? Kamu
mau minta maaf atau malah cari gara-gara lagi?” kata Jae In sebal.
“Kamu tinggal disini?”
“Ngapain kamu tanya-tanya? bukan
urusanmu! Lepasin tanganku aku mau pergi!” Jae In berhasil menarik tangannya
dan berlari menuruni tangga.
“Park Jae In! Kamu masih tetap
sama!”
Mendengar teriakan cowok bule itu,
Jae In langsung berhenti. Banyak yang ada di fikirannya.
“Mwo? Apa aku tidak salah dengar?
Kenapa dia bisa tau namaku? Lalu kenapa dia bilang aku tetap sama? Apa dia
mengenalku? Ah sudahlah lebih baik aku pergi, ini juga sudah saatnya makan
siang Cath pasti sudah menungguku” batin Jae In
“Jae In-ah.. Hyaa Park Jae In! Apa
kau melupakanku? Katamu kamu sangat mencintaiku!” cowok itu berteriak semakin
keras.
“Ne. Aku melupakan mu, bahkan aku
juga lupa kenapa aku melupakanmu!”
Aku berlari menuju arah Jae In, dan
langsung memeluknya. Awalnya Jae In memberontak, bahkan ia juga tega menginjak
kakiku. Tapi aku malah mempererat pelukanku, Jae In menyerah dan pasrah.
“Aku sangat merindukanmu Jae In-ah”
“Sebenarnya kau siapa?” ucap Jae In
pelan.
“Ommo.. Jadi kau benar-benar
melupakanku?” aku melepaskan pelukanku, dan menjitak kepala Jae In
“Aish.. Sakit tau. Ne, aku tidak
mengingatmu sedikitpun” ucap Jae In jujur
“Kalau begitu cari tahu dan
ingat-ingat aku ya Jae In ku”. Aku mengecup keningnya dan langsung berlari
menjauh sambil menahan tawa.
“hei cowok bule tunggu..!” teriak
Jae In.
-----+-----
Setelah sampai di hotel tempat Jae
In dan Cath teman sekelas Jae In menginap, Jae In langsung bercerita tentang
apa yang dialaminya tadi ketika di mercusuar. Cath meminta Jae In untuk kembali
lagi kesana nanti sore agar ketemu cowok bule tadi. Akhirnya Jae In pun
menyetujui saran Cath.
“Aku kembali lagi kesini bule, aku
penasaran siapa kamu. Sepertinya aku mulai ingat sesuatu, tapi entahlah semakin
mengingatnya semakin pusing kepalaku” batin Jae In
Tiba-tiba saja ada yang menyekap
Jae In dari belakang dan ia lupa apa yang telah terjadi. Ketika ia membuka mata
Jae In sudah berada di sebuah kamar hotel yang lumayan rapi tapi sangat
menyeramkan. Ada 2 orang bodyguard yang kekar dan satu lelaki paruh baya yang
terus menatapnya dengan tajam. Seluruh tubuh Jae In bergetar.
“Kau sudah bertemu dengan anakku
kan?” tanya pria itu dengan nada membentak
“maaf ajjushi, tapi siapa yang anda
maksud?” Jae In terbata-bata karena ketakutan
“Nick, siapa lagi anakku selain
dia? 6 tahun lalu sudahku peringatkan kau untuk tidak menemuinya lagi, bahkan
aku memulangkan dia ke LA. Tapi kau masih saja mendekatinya!”
“mi..mian.. tapi aku benar-benar
tidak tahu siapa itu Nick”
“Jadi kau lupa Park Jae In? Lupa
tentang apa yang sudah ayahmu lakukan kepada keluarga kami? Kau juga lupa siapa
aku? Sebenarnya apa yang ada di otakmu?”
“Memangnya apa yang ayah lakukan
ajjushi? Ne, aku bahkan lupa apa yang terjadi 3 tahun lalu, daya ingatku memang
payah. Tapi aku benar-benar tidak mengerti yang anda maksud, aku tidak mengerti
kenapa aku dibawa kesini”
“Dad, biarkan aku masuk dad! Jangan
sakiti Jae In ku” Nick berteriak menggedor pintu.
“Bukakan pintunya, aku akan
membiarkan mereka bertemu lagipula gadis ini juga lupa pada Nick” perintah
Simon(ayah Nick) ke bodyguardnya
Ketika pintu dibuka Nick langsung
berlari menuju arah Jae In dan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu. Nick
menyesal sehari saja dia di Korea sudah membuat Jae In menderita karena
sikapnya mau sikap ayahnya. Tapi Jae In, gadis itu tetap tidak mengerti tentang
apa yang terjadi, dia bingung siapa Nick dan orang yang menyekapnya, dia juga
tidak ingat apa masalalunya dan mengapa ayah Nick menyebut-nyebut ayahnya. Tapi
semakin Jae In penasaran ia semakin pusing dan pinsan.
“Jae In-ah, Park Jae in”
“Cath, kenapa aku disini bukankah
aku tadi berada di kamar hotel lain dengan 4 pria asing?”
“Jae In, tadi kau pinsan disana dan
Nick yang membawamu kesini dia menceritakan semua yang terjadi dan juga
masalalumu kepadaku”
“Cath, apa kau kenal Nick?”
“Ya aku mengenalnya tadi, aku rasa
dia percaya padaku karena aku sahabatmu. Tapi dia tidak mengizinkanku
memberitahumu bagaimana masalalu kalian, dia ingin kamu mengingatnya sendiri.
Eh iya dia akan kembali ke LA 3 hari lagi, dan Nick ingin kau mengingatnya
dalam waktu 3 hari kedepan”
“Aigoo.. bagaimana bisa? aku sudah
terlalu frustasi dengan tugas observasi itu, aku akan mengabaikannya Cath, aku
tidak ingin kenal siapa Nick, cowok bule itu aku benci dia”
Dua malam sudah Jae In terus
bermimpi tentang masa kecilnya, ketika ia memohon-mohon dan terpukul kepalanya
dengan balok kayu, 2 pria yang saling berteriak dan anak kecil laki-laki yang
terus memeluknya dengan erat. Semakin Jae In memikirkan isyarat dari mimpinya
itu dadanya terasa sesak, di fikirannya malah muncul sosok Nick. Jae In rindu
dengan Nick. Untuk mengusir rindunya, Jae In pergi kembali ke mercusuar tempat
ia dan Nick pertama kali bertemu.
“Nick, tidak tahu kenapa aku rindu
kamu. Sangat rindu. Kamu dan ayahmu memang aneh, siapa sih kalian? dan apa
hubungannya coba dengan ayahku? apa yang terjadi diantara kita dulu? apa ayahku
memang melukai keluargamu, sehingga ayahmu melarangku menemuimu? Aku rasa
ayahku seorang menteri yang baik di negara ini” gumam Jae In
Cepreet... cahaya flash kamera
mengenai mata Jae In tepat seperti waktu pertama ia bertemu dengan Nick.
“Kenapa kau suka sekali memotret ku
menggunakan flash?”
“Wajahmu sangat lucu, selain itu
aku juga ingin mengingatkanmu padaku”
“Nick... Kenapa? Apa yang terjadi
denganku 6 tahun lalu. Aku melihat 2 pria saling berteriak dan bertengkar, aku
terus dipeluk oleh anak laki-laki dan kepalaku terpukul balok kayu. aku melihat
itu di mimpiku Nick. Apa kau bisa membantuku mengingatmu?”
“Jae In-ah, kemari.. aku akan
membantu mengingatmu”
“hei Nick, kenapa kamu memelukku?
katamu kamu akan membantuku?”
“apa setelah kupeluk, kamu juga merasakan
perasaan yang sama, ketika anak laki-laki itu memelukmu?”
“aku rasa iya, apa anak laki-laki
itu kamu Nick?”
“Dulu kamu selalu berkata padaku
kalau kamu takut dan aku menyuruhmu menutup mata, setelah kamu membuka mata
kamu bilang kamu nggak takut lagi karena
ada cahaya seperti cahaya dari flash kamera yang menyinarimu dan membuatmu
merasa aman selain kupeluk”
“ooh, jadi karena itu kamu selalu
memotretku dengan menyalakan flash?”
“iya seperti itu aku membantumu
mengingatku. Aku besok akan kembali ke LA jika Jae In ku ini tidak mampu
mengingatku dengan benar”
“Aku akan berusaha Nick”
Keesokan harinya Nick sudah di
bandara menunggu kedatangan Jae In, tapi Jae In tak kunjung datang.
“Nick...” teriak Jae In dengan
ngos-ngosan.
“Jae In, kau datang” berlari ke
arah Jae In.
“Ya aku datang setelah 6 tahun
melupakanmu” terisak
“kemarilah” kata Nick lembut
memeluk tubuh Jae In
“Kau datang untuk pergi lagi Nick?
Kau jahat, untuk apa kamu susah-susah mengingatkanku tentangmu sementara kamu
akan pergi lagi? apa ayahmu masih tidak ingin kita bersatu? bukankah dia sudah
boleh masuk ke Korea, dan bukankah bisnisnya sukses di luar Korea?”
“aku tetap akan pergi, mianhae”
“lalu kenapa? aku benci ayahku”
“aniyo, aku pergi untuk kembali
padamu Park Jae In. Aku ke LA akan mengurus kepindahanku. Diam-diam ayah kita
berdamai 3 tahun lalu, dan waktu ayahku menyekapmu dia ingin tahu apa kamu
benci dengannya, dia juga memastikan apa yang dikatakan ayahmu benar tentang
memorimu yang lemah dan mudah hilang dalam jangka waktu tertentu karena pukulan
balok kayu dari ayahku. Ya bisa dibilang waktu itu dia hanya ingin mengetesmu.”
“apa kamu tahu rencananya? kamu
jahat Nick”
“enggak, aku nggak tahu. kan waktu
itu aku khawatir padamu, gimana sih?”
“Jinja?”
“Ne, Park Jae In. Maafkan kesalahan
ayah kita yang berselisih paham 6 tahun lalu sehingga mereka tega memisahkan
kita, maafkan ayahku juga yang secara tidak sengaja menghapus memorimu”
“Gwenchana, aku sudah memaafkan
mereka. Tapi apa kamu akan tetap pergi ke LA?”
“Ne, aku akan tetap pergi. Bulan
depan aku akan kembali dan menetap di Korea. Tunggu aku Jae In. Dan dengarlah
ketika aku berteriak “Park Jae In, I’am Back”
“Ne nick, aku akan terus menunggumu
dan aku akan berusaha terus mengingatmu”
“Gomawo Jae In, aku harus pergi.
Annyeong Jae In”
“Annyeong Nick”
Tubuh keduanya saling tertaut
dengan pelukan perpisahan yang hangat sebelum Nick naik ke pesawat.
“Nick aku akan mengingatmu dengan
hatiku, karena aku tahu mengingatmu dengan memori otakku justru akan membuatku
melupakanmu. Ku tunggu kedatanganmu bulan depan Nick, saranghae” batin Park Jae
In ketika melepas kepergian Nick.
NB :
1.Park Jae In salah satu tokoh di novel Oppa & I
2.Nick salah satu tokoh di novel Fangirl
3.Cath salah satu tokoh di novel Fangirl
4.Simon(ayah Nick) salah satu tokoh di novel Fangirl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar