Minggu, 09 November 2014

"Park Jae In, I'am Back"

Annyeong Haseyo... *pake toa
kali ini aku mau share FF aku yang lama lumutan di laptop nih readers. eh iya 'Fanfiction ini diikut sertakan dalam yang diadakan oleh bersama penerbit spring dan Haru looh. Doain aku menang ya, wkwkwkwk. Selamat membaca ^^
Check this out..

“Pemandangan disini sangat indah, suasananya tenang. Tidak seperti Seoul kota yang tak pernah tidur, tak heranlah kalau beribu-ribu wisatawan berkunjung kemari. Aku juga tidak salah kalau memilih berlibur kesini, ke Pulau Jeju yang terkenal dengan keindahannya itu. Ya walaupun liburanku kali ini tidak sepenuhnya bisa disebut dengan liburan, pasalnya aku juga harus melakukan observasi untuk tugas sekolahku”
Cepret... Seberkas sinar flash kamera digital mengenai mataku dan membuyarkan lamunanku. Aku tidak habis fikir siang-siang begini siapa yang memotret dengan lampu flash menyala.
“HYAAAA... Nuguya??” aku berteriak sekencang-kencangnya.
“Eemh, mianhae. Aku sengaja melakukan itu, karena kamu menganggu pemandanganku”
“Hya, kamu sangat tidak sopan, kamu pikir kamu siapa? Oh, aku tau, kamu salah satu orang Eropa yang terkena virus Halliyu, dan dengan bodohnya mau membayar ongkos perjalan ke Korea dengan mahal!” pekikku
“Ah terserah apa katamu, lebih baik kamu jauh-jauh dari situ. Aku ingin memotret” kata seorang cowok bule berambut coklat pada Jae In.
Seketika amarah Park Jae In memuncak. Tapi dia tidak akan membiarkan dirinya dikuasai oleh amarah, cewek berambut hitam itu memilih berlalu meninggalkan cowok bule yang sangat menyebalkan baginya. Jae In menuruni tangga mercusuar dengan jengkel dan terus bergumam. Tiba-tiba tangannya seperti ada yang menarik dari atas.
“Wait a minutes” ucap orang yang menarik tangan Jae In
“Mwo? Kenapa kamu menarikku? Kamu mau minta maaf atau malah cari gara-gara lagi?” kata Jae In sebal.
“Kamu tinggal disini?”
“Ngapain kamu tanya-tanya? bukan urusanmu! Lepasin tanganku aku mau pergi!” Jae In berhasil menarik tangannya dan berlari menuruni tangga.
“Park Jae In! Kamu masih tetap sama!”
Mendengar teriakan cowok bule itu, Jae In langsung berhenti. Banyak yang ada di fikirannya.
“Mwo? Apa aku tidak salah dengar? Kenapa dia bisa tau namaku? Lalu kenapa dia bilang aku tetap sama? Apa dia mengenalku? Ah sudahlah lebih baik aku pergi, ini juga sudah saatnya makan siang Cath pasti sudah menungguku” batin Jae In
“Jae In-ah.. Hyaa Park Jae In! Apa kau melupakanku? Katamu kamu sangat mencintaiku!” cowok itu berteriak semakin keras.
“Ne. Aku melupakan mu, bahkan aku juga lupa kenapa aku melupakanmu!”
Aku berlari menuju arah Jae In, dan langsung memeluknya. Awalnya Jae In memberontak, bahkan ia juga tega menginjak kakiku. Tapi aku malah mempererat pelukanku, Jae In menyerah dan pasrah.
“Aku sangat merindukanmu Jae In-ah”
“Sebenarnya kau siapa?” ucap Jae In pelan.
“Ommo.. Jadi kau benar-benar melupakanku?” aku melepaskan pelukanku, dan menjitak kepala Jae In
“Aish.. Sakit tau. Ne, aku tidak mengingatmu sedikitpun” ucap Jae In jujur
“Kalau begitu cari tahu dan ingat-ingat aku ya Jae In ku”. Aku mengecup keningnya dan langsung berlari menjauh sambil menahan tawa.
“hei cowok bule tunggu..!” teriak Jae In.
-----+-----
Setelah sampai di hotel tempat Jae In dan Cath teman sekelas Jae In menginap, Jae In langsung bercerita tentang apa yang dialaminya tadi ketika di mercusuar. Cath meminta Jae In untuk kembali lagi kesana nanti sore agar ketemu cowok bule tadi. Akhirnya Jae In pun menyetujui saran Cath.
“Aku kembali lagi kesini bule, aku penasaran siapa kamu. Sepertinya aku mulai ingat sesuatu, tapi entahlah semakin mengingatnya semakin pusing kepalaku” batin Jae In
Tiba-tiba saja ada yang menyekap Jae In dari belakang dan ia lupa apa yang telah terjadi. Ketika ia membuka mata Jae In sudah berada di sebuah kamar hotel yang lumayan rapi tapi sangat menyeramkan. Ada 2 orang bodyguard yang kekar dan satu lelaki paruh baya yang terus menatapnya dengan tajam. Seluruh tubuh Jae In bergetar.
“Kau sudah bertemu dengan anakku kan?” tanya pria itu dengan nada membentak
“maaf ajjushi, tapi siapa yang anda maksud?” Jae In terbata-bata karena ketakutan
“Nick, siapa lagi anakku selain dia? 6 tahun lalu sudahku peringatkan kau untuk tidak menemuinya lagi, bahkan aku memulangkan dia ke LA. Tapi kau masih saja mendekatinya!”
“mi..mian.. tapi aku benar-benar tidak tahu siapa itu Nick”
“Jadi kau lupa Park Jae In? Lupa tentang apa yang sudah ayahmu lakukan kepada keluarga kami? Kau juga lupa siapa aku? Sebenarnya apa yang ada di otakmu?”
“Memangnya apa yang ayah lakukan ajjushi? Ne, aku bahkan lupa apa yang terjadi 3 tahun lalu, daya ingatku memang payah. Tapi aku benar-benar tidak mengerti yang anda maksud, aku tidak mengerti kenapa aku dibawa kesini”
“Dad, biarkan aku masuk dad! Jangan sakiti Jae In ku” Nick berteriak menggedor pintu.
“Bukakan pintunya, aku akan membiarkan mereka bertemu lagipula gadis ini juga lupa pada Nick” perintah Simon(ayah Nick) ke bodyguardnya
Ketika pintu dibuka Nick langsung berlari menuju arah Jae In dan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu. Nick menyesal sehari saja dia di Korea sudah membuat Jae In menderita karena sikapnya mau sikap ayahnya. Tapi Jae In, gadis itu tetap tidak mengerti tentang apa yang terjadi, dia bingung siapa Nick dan orang yang menyekapnya, dia juga tidak ingat apa masalalunya dan mengapa ayah Nick menyebut-nyebut ayahnya. Tapi semakin Jae In penasaran ia semakin pusing dan pinsan.
“Jae In-ah, Park Jae in”
“Cath, kenapa aku disini bukankah aku tadi berada di kamar hotel lain dengan 4 pria asing?”
“Jae In, tadi kau pinsan disana dan Nick yang membawamu kesini dia menceritakan semua yang terjadi dan juga masalalumu kepadaku”
“Cath, apa kau kenal Nick?”
“Ya aku mengenalnya tadi, aku rasa dia percaya padaku karena aku sahabatmu. Tapi dia tidak mengizinkanku memberitahumu bagaimana masalalu kalian, dia ingin kamu mengingatnya sendiri. Eh iya dia akan kembali ke LA 3 hari lagi, dan Nick ingin kau mengingatnya dalam waktu 3 hari kedepan”
“Aigoo.. bagaimana bisa? aku sudah terlalu frustasi dengan tugas observasi itu, aku akan mengabaikannya Cath, aku tidak ingin kenal siapa Nick, cowok bule itu aku benci dia”
Dua malam sudah Jae In terus bermimpi tentang masa kecilnya, ketika ia memohon-mohon dan terpukul kepalanya dengan balok kayu, 2 pria yang saling berteriak dan anak kecil laki-laki yang terus memeluknya dengan erat. Semakin Jae In memikirkan isyarat dari mimpinya itu dadanya terasa sesak, di fikirannya malah muncul sosok Nick. Jae In rindu dengan Nick. Untuk mengusir rindunya, Jae In pergi kembali ke mercusuar tempat ia dan Nick pertama kali bertemu.
“Nick, tidak tahu kenapa aku rindu kamu. Sangat rindu. Kamu dan ayahmu memang aneh, siapa sih kalian? dan apa hubungannya coba dengan ayahku? apa yang terjadi diantara kita dulu? apa ayahku memang melukai keluargamu, sehingga ayahmu melarangku menemuimu? Aku rasa ayahku seorang menteri yang baik di negara ini” gumam Jae In
Cepreet... cahaya flash kamera mengenai mata Jae In tepat seperti waktu pertama ia bertemu dengan Nick.
“Kenapa kau suka sekali memotret ku menggunakan flash?”
“Wajahmu sangat lucu, selain itu aku juga ingin mengingatkanmu padaku”
“Nick... Kenapa? Apa yang terjadi denganku 6 tahun lalu. Aku melihat 2 pria saling berteriak dan bertengkar, aku terus dipeluk oleh anak laki-laki dan kepalaku terpukul balok kayu. aku melihat itu di mimpiku Nick. Apa kau bisa membantuku mengingatmu?”
“Jae In-ah, kemari.. aku akan membantu mengingatmu”
“hei Nick, kenapa kamu memelukku? katamu kamu akan membantuku?”
“apa setelah kupeluk, kamu juga merasakan perasaan yang sama, ketika anak laki-laki itu memelukmu?”
“aku rasa iya, apa anak laki-laki itu kamu Nick?”
“Dulu kamu selalu berkata padaku kalau kamu takut dan aku menyuruhmu menutup mata, setelah kamu membuka mata kamu bilang kamu nggak takut lagi  karena ada cahaya seperti cahaya dari flash kamera yang menyinarimu dan membuatmu merasa aman selain kupeluk”
“ooh, jadi karena itu kamu selalu memotretku dengan menyalakan flash?”
“iya seperti itu aku membantumu mengingatku. Aku besok akan kembali ke LA jika Jae In ku ini tidak mampu mengingatku dengan benar”
“Aku akan berusaha Nick”
Keesokan harinya Nick sudah di bandara menunggu kedatangan Jae In, tapi Jae In tak kunjung datang.
“Nick...” teriak Jae In dengan ngos-ngosan.
“Jae In, kau datang” berlari ke arah Jae In.
“Ya aku datang setelah 6 tahun melupakanmu” terisak
“kemarilah” kata Nick lembut memeluk tubuh Jae In
“Kau datang untuk pergi lagi Nick? Kau jahat, untuk apa kamu susah-susah mengingatkanku tentangmu sementara kamu akan pergi lagi? apa ayahmu masih tidak ingin kita bersatu? bukankah dia sudah boleh masuk ke Korea, dan bukankah bisnisnya sukses di luar Korea?”
“aku tetap akan pergi, mianhae”
“lalu kenapa? aku benci ayahku”
“aniyo, aku pergi untuk kembali padamu Park Jae In. Aku ke LA akan mengurus kepindahanku. Diam-diam ayah kita berdamai 3 tahun lalu, dan waktu ayahku menyekapmu dia ingin tahu apa kamu benci dengannya, dia juga memastikan apa yang dikatakan ayahmu benar tentang memorimu yang lemah dan mudah hilang dalam jangka waktu tertentu karena pukulan balok kayu dari ayahku. Ya bisa dibilang waktu itu dia hanya ingin mengetesmu.”
“apa kamu tahu rencananya? kamu jahat Nick”
“enggak, aku nggak tahu. kan waktu itu aku khawatir padamu, gimana sih?”
“Jinja?”
“Ne, Park Jae In. Maafkan kesalahan ayah kita yang berselisih paham 6 tahun lalu sehingga mereka tega memisahkan kita, maafkan ayahku juga yang secara tidak sengaja menghapus memorimu”
“Gwenchana, aku sudah memaafkan mereka. Tapi apa kamu akan tetap pergi ke LA?”
“Ne, aku akan tetap pergi. Bulan depan aku akan kembali dan menetap di Korea. Tunggu aku Jae In. Dan dengarlah ketika aku berteriak “Park Jae In, I’am Back”
“Ne nick, aku akan terus menunggumu dan aku akan berusaha terus mengingatmu”
“Gomawo Jae In, aku harus pergi. Annyeong Jae In”
“Annyeong Nick”
Tubuh keduanya saling tertaut dengan pelukan perpisahan yang hangat sebelum Nick naik ke pesawat.

“Nick aku akan mengingatmu dengan hatiku, karena aku tahu mengingatmu dengan memori otakku justru akan membuatku melupakanmu. Ku tunggu kedatanganmu bulan depan Nick, saranghae” batin Park Jae In ketika melepas kepergian Nick.


NB : 
1.Park Jae In salah satu tokoh di novel Oppa & I 
2.Nick salah satu tokoh di novel Fangirl
3.Cath salah satu tokoh di novel Fangirl
4.Simon(ayah Nick) salah satu tokoh di novel Fangirl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar